Memberi Nama Anak Jangan Main-main
Jakarta – Saat si kecil bersiap keluar dari rahim ibu, begitu banyak hal yang perlu disiapkan oleh calon ibu dan ayah untuk menyambutnya. Salah satu hal yang sangat penting dan utama adalah nama untuk sang buah hati.
Nama adalah doa. Nama adalah harapan. Nama adalah keinginan dari orang tua untuk kehidupan masa depan anaknya lebih baik. Dari hitungan hari hingga bulan, ada orang tua yang berburu nama terbaik bagi si kecil. Untuk tren nama bayi yang digemari, dalam lima tahun terakhir ini didominasi nama asal Sanskrit, Hawai dan juga Italia.
Walaupun nama yang disematkan ke anak adalah nama yang unik, sebaiknya orangtua juga harus menyadari jika nama yang diberikan itu, tidak akan menjadikannya bahan ejekan bagi rekan-rekannya kelak saat sekolah. Selain itu, jangan memberi nama yang akan menyulitkan si anak saat besar nanti. Misalnya saja, nama yang panjangnya gak ketulungan, ini akan sulit saat proses mengurus visa atau paspor di imigrasi.
Fifi Febriana, yang merupakan psikolog, berpendapat bahwa nama sangat berkaitan dengan konsep diri yang akan dibentuk pada anak. “Nama adalah doa atau harapan dari orang tua ke anak. Adalah hak bagi orang tua untuk memberikan nama apapun kepada anak-anaknya. Perlu dipertimbangkan apabila ingin memberi nama yang tidak umum, atau bahkan memiliki makna yang kurang baik sebaiknya dihindari. Jangan sampai nama itu di kemudian hari menjadikan anak anda tidak percaya diri, minder, rendah diri, dan lain-lain,” jelasnya.
Berilah nama pada si kecil, dengan harapan tinggi namun tetap realistis. Seperti misalnya, memberi nama ‘jelita’ atau ‘cantik’ apabila tidak didukung dengan kondisi fisiknya, justru akan membuat anak anda menjadi tidak percaya diri.